Senin, 14 September 2015

MAKNA TEMBANG “CUBLAK-CUBLAK SUWENG”


Syair tembang  “Cublak-Cublak Suweng” adalah sebagai berikut :

Cublak-cublak suweng,
Suwenge teng gelenter,
Mambu ketundhung gudel,
Pak gempong lera-lere,
Sopo ngguyu ndhelikake,
Sir-sir pong dele kopong,
Sir-sir pong dele kopong,
Sir-sir pong dele kopong.  

Tembang “Cublak-Cublak Suweng” tersebut adalah lagu dolanan anak-anak di Jawa, karya Sunan Giri (1442 M), berisi syair ‘sanepo’ (simbol) yang sarat makna tentang nilai-nilai keutamaan hidup manusia. Adapun makna selengkapnya adalah sebagai berikut :

-- CUBLAK-CUBLAK SUWENG,
Artinya tempat suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita Jawa. Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu suweng (suwung, sepi, sejati) atau harta sejati.  

-- SUWENGE TING GELENTER,
Artinya suwengnya berserakan. Harta sejati itu berupa kebahagiaan sejati yang sebenarnya sudah ada dan berserakan di sekitar manusia.  

-- MAMBU KETUNDHUNG GUDEL,
Mambu (baunya) ketundhung (dituju) gudel (anak kerbau). Maknanya, banyak orang berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan dengan gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi, dan keserakahan, maksud tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.  

-- PAK GEMPONG LERA-LERE,
Pak gempong (bapak ompong) lera-lere (menengok kanan kiri). Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan harta sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri.

-- SOPO NGGUYU NDHELIKAKE,
Sopo ngguyu (siapa tertawa) dhelikake (menyembunyikan). Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan tempat harta sejati atau kebahagian sejati. Dia orang yang tersenyum berserah diri dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.  

-- SIR-SIR PONG DELE KOPONG,
Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong, tanpa isi). Artinya di dalam hati nurani yang kosong. Maknanya bahwa untuk dapat menemukan tempat harta sejati (cublak suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari atribut yang melekat pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum berserah diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam sir-nya (hati nuraninya).

Kesimpulan pesan moral dari lagu “Cublak Suweng” adalah : “Untuk mencari harta kebahagiaan sejati, manusia jangan menuruti hawa nafsunya sendiri atau serakah, tetapi semuanya harus dikembalikan untuk mengikuti hati nuraninya yang suci, sehingga harta atau kebahagiaan itu bisa melimpah menjadi berkah bagi siapa saja (orang-orang di sekitarnya)”.

-- Sumber : Anonim --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar