Tembang
“LIR-ILIR” ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk melakukan dakwah menyebarkan
agama Islam di Pulau Jawa. Makna tembang ini adalah sebagai berikut :
-- Lir ilir, lir ilir : bangunlah
atau bisa diartikan sebagai sadarlah, kita diminta bangun dari keterpurukan,
dari sifat malas, untuk mempertebal
keimanan kepada ALLAH SWT .
--
TANDURE WUS SUMILIR : yang digambarkan dengan tanaman yang mulai tumbuh
dan bersemi.
--
TAK IJO ROYO-ROYO : tanaman itu menjadi menghijau, semua itu tergantung
pada diri kita apakah mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati,
atau bangun dan terus berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar
dan mendapatkan kebahagiaan.
--
TAK SENGGUH TEMANTEN ANYAR : seperti bahagianya pengantin baru.
--
Cah angon, cah angon :
kita digambarkan sebagai anak gembala, untuk meng-gembalakan "HATI",
bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang sedemikian
kuatnya.
--
PENEKNO BLIMBING KUWI : si anak gembala diminta untuk memanjat pohon
belimbing, yang notabene buah belimbing itu bergerigi lima, dalam hal ini
sebagai gambaran dari Lima Rukun Islam.
--
LUNYU-LUNYU PENEKNO : pohon belimbing itu memang licin dan meskipun
dalam keadaan susah untuk melaksanakannya, kita harus bisa memanjatnya sekuat tenaga,
artinya kita harus tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan
resikonya.
--
KANGGO MBASUH DODOTIRO : semua
ini berguna untuk mencuci pakaian kita, pakaian itu ibarat taqwa dan pakaian
taqwa ini lah yang harus selalu dibersihkan.
--
DODOTIRO, DODOTIRO : pakaian taqwa kita memang harus di bersihkan, yang
jelek-jelek harus kita singkirkan dan kita tinggalkan.
--
KUMITIR BEDAH ING PINGGIR : namun sebagai manusia biasa pakaian taqwa
itu terkadang rusak atau terkoyak.
--
DONDOMONO, JLUMATONO : sehingga perlu perbaikan, menjahitnya dan
dibenahi kembali agar menjadi pakaian yang indah, karena sebaik-baiknya pakaian
adalah pakaian taqwa.
--
KANGGO SEBO MENGKO SORE : untuk menghadapi nanti sore, mempunyai makna
bahwa suatu saat kita semua pasti akan mati, karena itu kita selalu diminta
untuk memperbaiki pakaian taqwa kita, agar kelak kita siap ketika dipanggil
menghadap kehadirat ALLAH SWT.
--
MUMPUNG PADHANG REMBULANE, MUMPUNG JEMBAR KALANGANE : selagi terang
rembulannya dan banyak waktu luang, artinya ketika pintu hidayah masih terbuka
lebar, dan ketika masih banyak kesempatan karena masih diberi umur maka
pergunakanlah waktu dan kesempatan itu untuk bisa memperbaiki diri agar senantiasa selalu bertaqwa
kepada ALLAH SWT.
--
YO SURAKO, SURAK IYO : bersoraklah dengan sorakan iya untuk menyambut
seruan ini. Jika ada yang mengingatkan, maka jawablah dengan "Iya".
--
Sumber : Anonim --
Tidak ada komentar:
Posting Komentar