Minggu, 06 September 2015

MAKNA TEMBANG "LIR-ILIR"



Tembang “LIR-ILIR” ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk melakukan dakwah menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Makna tembang ini adalah sebagai berikut :

-- Lir ilir, lir ilir : bangunlah atau bisa diartikan sebagai sadarlah, kita diminta bangun dari keterpurukan, dari sifat malas,  untuk mempertebal keimanan kepada ALLAH SWT .

-- TANDURE WUS SUMILIR : yang digambarkan dengan tanaman yang mulai tumbuh dan bersemi.

-- TAK IJO ROYO-ROYO : tanaman itu menjadi menghijau, semua itu tergantung pada diri kita apakah mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati, atau bangun dan terus berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan.

-- TAK SENGGUH TEMANTEN ANYAR : seperti bahagianya pengantin baru.

-- Cah angon, cah angon : kita digambarkan sebagai anak gembala, untuk meng-gembalakan "HATI", bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang sedemikian kuatnya.

-- PENEKNO BLIMBING KUWI : si anak gembala diminta untuk memanjat pohon belimbing, yang notabene buah belimbing itu bergerigi lima, dalam hal ini sebagai gambaran dari Lima Rukun Islam.

-- LUNYU-LUNYU PENEKNO : pohon belimbing itu memang licin dan meskipun dalam keadaan susah untuk melaksanakannya, kita harus bisa memanjatnya sekuat tenaga, artinya kita harus tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya.

-- KANGGO MBASUH DODOTIRO  : semua ini berguna untuk mencuci pakaian kita, pakaian itu ibarat taqwa dan pakaian taqwa ini lah yang harus selalu dibersihkan.

-- DODOTIRO, DODOTIRO : pakaian taqwa kita memang harus di bersihkan, yang jelek-jelek harus kita singkirkan dan kita tinggalkan.

-- KUMITIR BEDAH ING PINGGIR : namun sebagai manusia biasa pakaian taqwa itu terkadang rusak atau terkoyak.

-- DONDOMONO, JLUMATONO : sehingga perlu perbaikan, menjahitnya dan dibenahi kembali agar menjadi pakaian yang indah, karena sebaik-baiknya pakaian adalah pakaian taqwa.

-- KANGGO SEBO MENGKO SORE : untuk menghadapi nanti sore, mempunyai makna bahwa suatu saat kita semua pasti akan mati, karena itu kita selalu diminta untuk memperbaiki pakaian taqwa kita, agar kelak kita siap ketika dipanggil menghadap kehadirat ALLAH SWT.

-- MUMPUNG PADHANG REMBULANE, MUMPUNG JEMBAR KALANGANE : selagi terang rembulannya dan banyak waktu luang, artinya ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, dan ketika masih banyak kesempatan karena masih diberi umur maka pergunakanlah waktu dan kesempatan itu untuk bisa  memperbaiki diri agar senantiasa selalu bertaqwa kepada ALLAH SWT.

-- YO SURAKO, SURAK IYO : bersoraklah dengan sorakan iya untuk menyambut seruan ini. Jika ada yang mengingatkan, maka jawablah dengan "Iya".

-- Sumber : Anonim --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar